Pada pemaparan beberapa waktu sebelumnya mengenai hal yang harus diwaspadai bila semangat dan motivasi guru dalam mengajar menurun, berikut ini akan dipaparkan apa saja kondisi-kondisi positif yang dapat diciptakan di dalam lingkungan sekolah agar dapat meningkatkan motivasi guru dan stafnya sebagai langkah memuliakan profesi gurunya. Menurut Kimbal Willes dalam Bukunya yang berjudul “Supervision for Better School” menyebutkan bahwa para pimpinan yang berwenang dapat meningkatkan semangat kerja para guru maupun stafnya jika mereka mampu memberikan kepuasan kerja bagi mereka. Hal senada juga diutarakan oleh Dr. Deden Makbuloh, M.Ag dalam bukunya Manajemen Mutu Pendidikan Islam dalam usaha menyemangati para guru agar kualitas pendidikan dapat terwujud dengan baik.
Hal apa sajakah yang dapat diberikan oleh pihak manajemen atau para pimpinan sekolah untuk membangkitkan semangat kerja para stafnya sebagai langkah memuliakan profesi guru, poin-poin yang perlu dicermati adalah sebagai berikut:
- Berilah rasa keamanan dan kenyamanan dalam hidup. Maksudnya adalah Para pimpinan hendaknya berusaha secara aktif untuk memberikan gaji yang layak dan menyediakan kondisi kerja yang kondusif bagi para guru dan stafnya. Keamanan dalam pekerjaan meliputi; dana pensiun untuk jangka panjang, jaminan asuransi, fasilitas rumah sakit, asuransi kesehatan, jangka waktu cuti sakit dan fasilitas pemberian bantuan baik materi maupun moril, serta jaminan sosial untuk keluarganya. Dengan terpenuhinya rasa keamanan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, para pimpinan yang berwenang dapat dengan mudah membangkitkan semangat kerja mereka dalam menjalankan pekerjaannya.
- Menciptakan suasana nyaman dalam kondisi lingkungan kerja di sekolah. Maksudnya adalah Kualitas yang menunjukkan suatu kondisi kerja yang menyenangkan adalah lingkungan yang menarik, kebersihan, peralatan lengkap & up to date, sarana lengkap untuk para staf, dan dorongan motivasi dari pihak manajemen terhadap program yang dijalankan adalah hal yang sangat diperlukan.
Contohnya: Seorang guru dalam bekerja atau mengajar tentulah sangat membutuhkan suasana ruang kelas yang nyaman, ruang guru yang kondusif untuk membangkitkan semangatnya dalam pembelajaran. Selain itu mereka juga butuh peralatan-peralatan mengajar yang lengkap yang dapat digunakannya kapan pun saat ia membutuhkan peralatan tersebut. Sehingga terciptalah suatu lingkungan kerja yang menyenangkan bagi dirinya. Peralatan yang digunakan juga harus up to date, contohnya komputer, sehingga ia tidak merasa jenuh terhadap pekerjaannya.
Selain daripada itu dorongan dari pihak manajemen/pimpinan juga sangat berpengaruh terhadap semangat kerja para staf/guru. Seorang supervisor sekolah harus selalu berada di belakang para gurunya untuk memberikan motivasi, peringatan apabila terjadi kesalahan atau kelalaian dari para guru ketika dalam melaksanakan program. Pemilihan staf supervisor yang baik dan berhati jujur akan mendorong para guru untuk memiliki semangat kerja yang tinggi.
- Menumbuh kembangkan rasa memiliki. Maksudnya adalah para guru merasa bahwa mereka adalah anggota dari sebuah kelompok staf pengajar. Keinginan untuk diterima & diakui dalam suatu kelompok kerja guru akan memberikan semangat tersendiri bagi para guru, meskipun tidak selalu dinilai dengan uang atau bayaran. Menyambut dengan baik para staf pengajar baru juga memberi kontribusi positif menumbuhkan rasa memiliki yang tinggi di kalangan para guru. Para pimpinan bergabung bersama dalam sebuah proyek kerja di lingkungan sekolah, juga dapat meningkatkan rasa memiliki yang tinggi di kalangan para guru. Karena setiap individu mempunyai tujuan yang sama, rencana bersama, dan dilaksanakan bersama-sama secara bertanggung jawab, menumbuhkan rasa saling memiliki di antara mereka. Menumbuhkan rasa saling memiliki ini harus didorong oleh staf pimpinan yang ramah dan bersahabat, sehingga para guru akan mau mengikutinya.
- Memberikan perlakuan yang adil. Maksudnya adalah guru ingin diperlakukan secara adil dalam pekerjaannya. Ketika sekelompok guru memperoleh keuntungan/reward dari prestasi yang dicapainya dalam pekerjaan, maka perlakuan yang sama tetap dilakukan kepada sekelompok guru yang juga meraih prestasi yang sama atau memiliki tanggung jawab yang sama, sehingga semangat para guru akan dapat terus dibangun. Berbeda dengan pemberian gaji yang sama/merata untuk level pengalaman yang berbeda justru dapat mengakibatkan guru merasa tidak diperlakukan dengan adil. Apabila gaji dianggap sebagai hal yang privacy atau rahasia, maka standar yang sama harus dilakukan sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan yang baik di sekolah. Perlu diciptakan suatu prosedur yang jujur, akurat dan efektif agar para guru merasa diperlakukan dengan adil.
- Memberikan penghargaan terhadap prestasi yang diraih. Maksudnya adalah Setiap guru ingin berprestasi dalam pekerjaannya. Mereka ingin memiliki rasa percaya diri terhadap kemampuannya. Setiap guru menginginkan ada kemajuan & perkembangan dalam pekerjaannya. Mereka akan merasa frustasi apabila tidak memperoleh hasil yang gemilang. Para supervisor bertanggung jawab untuk mendorong guru agar dapat berprestasi. Pemberian reward atas prestasi, dan pemberian training dan pelatihan penyegaran sangat berguna untuk membangun semangat guru. Ketika seorang guru diberi kesempatan untuk promosi, seorang supervisor harus memiliki keyakinan bahwa orang tersebut telah mengikuti prosedur yang benar, dan promosi tersebut benar-benar dilakukan secara tepat sehingga seluruh anggota staf memahami aturan dasar pemberian promosi tersebut.
- Memberikan dorongan bahwa mereka adalah individu yang penting. Maksudnya adalah Setiap guru ingin merasa penting dalam pekerjaannya. Pujian adalah suatu bentuk stimulasi yang penting untuk membangkitkan semangat guru.
Seorang supervisor dapat memuji guru-guru mereka dengan tulus melalui pertemuan-pertemuan rapat atau melalui tulisan di web sekolah sudah cukup membuat guru merasa sebagai individu yang diperhatikan.
Seorang guru akan respek apabila pendapat/ide mereka dapat diterima. Pendapat-pendapat tersebut tentu saja dikonsultasikan terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan yang bijak.
Konsultasi yang dilakukan dengan guru memberi pengakuan kepada mereka bahwa ide/tanggapan mereka adalah penting. Sehingga para guru akan terus memberikan pendapat yang sifatnya membangun guna mengambil suatu keputusan penting.
- Memberi kesempatan dalam perumusan suatu kebijakan. Guru memiki keinginan untuk mengendalikan nasib mereka sendiri. Memberikan kesempatan kepada guru untuk terlibat dalam penentuan kebijakan yang digunakan untuk menentukan arah nasibnya sendiri dalam mencapai tujuan dan visi misi sekolah. Bila hal ini dilakukan ada dua jenis kepuasan yang akan diperoleh para guru; a) mereka merasa diakui, b) mereka menganggap bahwa diri mereka adalah bagian yang penting.
Tindakan seorang supervisor di sekolah adalah sebagai perwakilan dari para guru untuk merumuskan kebijakan tersebut, yang berhubungan dengan nasib mereka, mempromosikannya, dan melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap kebijakan-kebijakan yang akan dibentuk sebelum mengambil suatu tindakan. Dan para guru cenderung lebih menyetujui hal ini sebagai bagian dari kebijakan itu sendiri.
- Menumbuhkan rasa penghormatan terhadap diri sendiri. Maksudnya adalah guru menganggap penghargaan diri adalah suatu hal yang sangat penting. Setiap guru secara normal ingin selalu dihargai, dihormati dengan tidak memandangnya sebagai individu yang rendah. Mereka selalui ingin ditempatkan dalam posisi sebagai ‘manusia’ yang bekerja untuk orang lain. Apabila ditemukan seorang supervisor atau pemangku kebijakan layaknya robot dan menganggap guru layaknya mesin, hal ini akan mengakibatkan para guru merasa rendah dan tidak dihargai. Maka untuk membangkitkan rasa harga dirinya adalah tergantung bagaimana cara seorang supervisor memberikan instruksi dan motivasi. Seorang supervisor hendaklah berperan sebagai rekan kerja. Sehingga instruksi yang diberikan kepada guru lebih mengarah kepada sebuah dukungan, dorongan dan motivasi.
Seorang supervisor yang baik dapat mengoreksi dirinya sendiri melalui pertanyaan-pertanyaan ‘Apakah tindakan ini dapat merendahkan martabat guru di depan rekan sejawatnya atau di hadapan para siswanya?’. Jika jawabannya ‘ya’, supervisor atau pengawas akan menahan diri untuk melakukan tindakan itu. Guru juga akan mempertahankan harga dirinya di hadapan masyarakat. Bukti pentingnya harkat & martabat guru di hadapan masyarakat adalah dengan adanya kode etik bagi para guru dalam bersikap, sehingga hal ini menjadi rambu-rambu bagi mereka untuk segala tindakan mereka. Kode etik guru ini terdapat dalam UU no. 14 tahun 2005.
Usaha sebuah Lembaga Pendidikan untuk membangkitkan semangat dan motivasi guru adalah juga sebagai bagian dari memuliakan guru. Hal ini sesuai dengan himbauan Menteri Pendidikan & Kebudayaan RI bapak Anies Baswedan dalam gerakannya memuliakan guru. Gerakan itu, menurut Anies, lebih mengajak untuk memuliakan guru. “Memuliakan guru adalah panggilan hati, ucapan terima kasih. Kita semua bisa seperti ini karena guru,” ujar Anies Badwedan, Sabtu (29/11/2014) siang. (via Kompas.com).
Anies juga mengungkapkan perlunya sinergi untuk meningkatkan kesejahteraan guru, yang tidak hanya dilakukan pemerintah. Namun keterlibatan seluruh elemen masyarakat dapat membantu guru dalam memenuhi kebutuhannya. Sedangkan partisipasi masyarakat adalah mengurangi pengeluaran guru. Bila kesejahteraan dan kenyamanan guru dalam mengajar meningkat, maka akan diikuti oleh peningkatan kualitas pendidikan. Semoga
Sumber : http://blog.kpi-indonesia.org